Kamis, 19 November 2009

AKAR DARI KARMA DAN REINKARNASI


Jiva yang terikat di dunia material ini karena dikhayalkan oleh tenaga maya atau triguna, mempersamakan diri dengan badan material baik yang halus maupun kasar. Oleh karenanya mereka melakukan berbagai kegiatan yang dimaksudkan untuk kepuasan indria-indrianya dan dengan berbagai cara berusaha menguasai objek-objek material. Dan oleh karenanya mereka melakukan berbagai macam kegiatan berdosa yang mengantarkannya memperoleh berbagai macam jenis kehidupan. Dalam Padma Purana diberikan pernyataan rinci tentang berbagai jenis kehidupan makhluk hidup yang berbeda sebagai berikut :
1. Jalaja-nava-laksani, 900 ribu jenis bentuk kehidupan yang hidup di air
2. Sthavara laksa-vimsati, 2 juta dalam bentuk pohon dan tumbuh-tumbuhan lainnya
3. Krimsyo rudra sankhyakah, satu juta seratus jenis makhluk hidup kecil (serangga, reptil dan binatang melata lainnya).
4. Paksinam dasa laksanam, 1 juta jenis burung-burung
5. Trimsah-laksani pasavah, 3 juta jenis kehidupan binatang
6. Catur laksani manusah, 400 ribu jenis manusia

Semua jenis bentuk kehidupan tersebut di atas termasuk manusia dibedakan atas dasar tingkat kesadarannya, yang dapat dibagi sebagai berikut yaitu :
Delapan jenis bentuk kehidupan di bawah manusia dibagi atas dua tingkat kesadaran yaitu:
1) acchadita/abruta cetana atau kesadaran tertutup dan
2) sankucita cetana atau kesadaran yang mengkerut.
Adapun 400 ribu jenis kehidupan manusia digolongkan pada tiga tingkat kesadaran yaitu :
3) mukulita cetana, kesadaran yang mulai membentuk kuncup
4) vikacita cetana, kesadaran yang mulai mekar, dan
5) purna vikacita cetana, kesadaran yang mekar sepenuhnya

Setelah melalui proses evolusi ataupun perpindahan dari satu badan ke badan yang lain dari jenis kehidupan yang rendah ke jenis kehidupan yang lebih tinggi selama 8 juta kali, akhirnya atas karunia Tuhan dan hukum alam, sang makhluk hidup memperoleh bentuk kehidupan sebagai manusia. Hal ini dijelaskan dalam Brahma-vaivarta Purana:

asitim caturas caiva laksamstan jiva-jatisu, brahmadbhih purusaih prapyam manusyam janma-paryayat
Artinya : ada sebanyak 8.400.000 bentuk kehidupan, dan sang jiva akan mendapat bentuk badan kehidupan manusia setelah mengalami perubahan atau evolusi ataupun perpindahan badan sebanyak 8 juta bentuk kehidupan lainnya di bawah manusia.

Karena itulah bentuk kehidupan manusia sangat jarang dan sulit dicapai – durlabham manusa janma, di samping itu kehidupan manusia ini tidak kekal atau sementara namun sangat bermakna – tad apy adhruvam arthadam.(Bhag.7.6.21) Kehidupan manusia ini khususnya dimaksudkan untuk mengenal tentang keberadaan Tuhan dan identitas diri kita serta kewajiban-kewajiban dalam hubungan antara jiva dengan Tuhan, dengan kata lain menempuh jalan untuk kembali kepada Tuhan. Jika tidak demikian maka akan jatuh lagi dalam berbagai jenis kehidupan yang lebih rendah dan melanjutkan evolusi sesuai karma kita masing-masing. Bahkan selama kehidupan manusia inipun kita sudah mengalami proses perpindahan badan dari bayi ke kanak-kanak, dari kanak-kanak menjadi dewasa, dari badan dewasa merosot menjadi tua lagi dan akhirnya meninggal.


Bhagavad-gita 2.13 :
dehino ‘smin yatha dehe kaumaram yauvanam jara tatha dehantara-praptir dhiras tatra na muhyati
Seperti halnya sang roh terkurung dalam badan, terus menerus mengalami perpindahan di dalam badan ini, dari masa kanak-kanak sampai masa remaja, sampai usia tua, begitu juga sang roh masuk ke dalam badan lain pada waktu meninggal. Orang yang tenang tidak bingung karena penggantian ini.

Bhagavad-gita 2.27 :
jatasya hi dhruvo mrtyur dhruvam janma mrtasya ca tasmad apariharye ‘rthe na tvam socitum arhasi
Orang yang sudah dilahirkan pasti akan meninggal, dan sesudah kematian, seseorang pasti akan dilahirkan lagi. Karena itu, dalam melaksanakan tugas kewajibanmu yang tidak dapat dihindari, hendaknya engkau jangan menyesal.

Jadi segala aktivitas dalam kehidupan sebagai manusia hendaknya dimaksudkan untuk menghentikan proses perputaran kelahiran, kematian, usia tua dan penyakit melalui proses pengabdian suci cintakasih rohani kepada Tuhan, Sri Krishna. Jika kita membentuk kehidupan kita sedemikian rupa untuk selalu sadar akan Tuhan, dan mengembangkan cinta bhakti dan pelayanan kepada-Nya, maka atas karunia Tuhan yang tiada taranya, pada saat meninggalkan badan ini kita dapat berpulang ke dunia rohani dan tidak akan pernah lahir lagi ke dunia sementara yang penuh penderitaan ini, dukhalayam asasvatam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Plurk

Click untuk perbaiki dunia

Stop Smoking