Sri Maha Pratyangira Devi (atau Pratyankira) adalah seorang Devi yang mahasakti, yang dikatakan melampaui kemurkaan Sarabhesvara, suatu ugra-avatar Siva. Beliau juga dikenal sebagai Nrisinghika (Narasimhi), Devi yang berwujud setengah manusia setengah singa. Disebutkan apabila Nrisinghika menggoyang-goyangkan rahang singanya, maka bintang-bintang akan berantakan. Beliau dikandung sebagai kekuatan dalam bijaksara “Ksham”.
Sri Pratyankira Devi dihubungkan dengan Sri Cakra. Beliau merupakan kekuatan tersakti dalam menghancurkan pengaruh yang ditimbulkan oleh ilmu sihir. Beliau merupakan pelindung para penyembah-Nya yang menekuni sadhana Sri Cakra dalam sakti-tantra, agar mereka selalu berada di jalan yang benar. Pratyankira Devi melaksanakan peran yang sama dalam sakti-tantra seperti Sri Narasimha bagi para Vaishnava.
Bentuk perwujudan Beliau sangat menyeramkan, berkulit gelap, berwajah seekor singa yang murka, dengan mata merah penuh amarah dan mengendarai seekor singa juga. Terkadang Beliau juga tampak telanjang, dengan kalungan kepala-kepala manusia, rambutnya berdiri. Tangan padma-Nya memegang trisula, seekor naga yang dibentuk jerat, damaru, dan mangkuk tengkorak. Beliau dihubungkan juga dengan Bhairava melalui wujud-Nya yang dikenal sebagai Atharvana Bhadrakali.
Berbeda dengan Bhagavata, kisah lila Narasimha lebih mengerikan dalam Tantra. Setelah membunuh Hiranyakashipu dikatakan bahwa walaupun sudah banyak rishi dan deva yang berdoa, Tuhan Narasimhadeva belum juga dapat ditenangkan dari kemarahan-Nya. Kemurkaan Narasimhadeva mengambil bentuk banyak Narasimha yang kemudian meminum setiap tetes darah Hiranyakasipu. Akhirnya para deva dan rishi juga meminta Siva untuk mengambil wujud murka untuk mengejutkan Narasimha. Siva kemudian mengambil rupa Sarabhesvara yang sangat ajaib berwujud makhluk mengerikan seperti burung yang dapat memakan gajah dan singa. Kedua sayapnya adalah Devi Uma dan Mahalaksmi. Sebagian kemurkaan Narasimhadeva dapat ditaklukkan oleh Sarabhesvara, akan tetapi tidak berlangsung lama karena ternyata Sri Narasimhadeva menjadi lebih murka lagi. Wujud yang sangat mengerikan bernama Astamukha Gandaberundha Narasimha tiba-tiba muncul. Rupa ini berwajah delapan yaitu Garudamukha (wajah garuda, menganugerahkan kesehatan dan melawan racun), Varahamukha (wajah babi hutan, memusnahkan kekuatan ilmu hitam), Vanaramukha-Hanuman (wajah kera, melindungi dari kekuatan jahat dan mengembalikan kehilangan), Balukamukha (wajah beruang, melindungi dari kegelapan dan menganugerahkan kemakmuran), Hayagriva (wajah kuda, memberikan kebijaksanaan dan energi kehidupan), Vyagramukha (wajah harimau, melindungi dari segala jenis penyakit, roh jahat, dan setan), Gandaberundha (dua wajah burung seperti feniks, memberikan kedamaian pikiran) dan wajah Sri Narasimhadeva Sendiri (menganugerahkan moksa dan bhakti). Di depan wujud yang sangat murka ini rupa Sarabhesvara musnah dan Devi Uma pergi ketakutan. Hanya Mahalaksmi yang secara rahasia mendekati Astamukha-murti, kemudian Beliau menyerap kemarahan Sri Narasimhadeva sehingga Beliau mengambil wujud mengerikan sebagai Sri Maha Pratyankira Devi. Wujud damai Beliau kemudian duduk di pangkuan wujud damai Narasimha di atas gulungan tubuh Anantadeva untuk bisa dipuja oleh Prahlada dan para deva lain. Tuhan Sri Narasimhadeva dalam wujud ini dipuja di Yadagirigutta-ksetra.
Gandaberundha-sadhana adalah salah satu mantra-sadhana yang paling kuat dalam Vaishnava-tantra yang sangat rahasia. Saat ini hanya beberapa orang saja yang mewarisi parampara dari sadhana ini, mereka dapat membuat Gandaberundha-kavacha yang mampu mengalahkan semua penyakit jasmani maupun penyakit karena sihir. Saat ini ada yang menyediakan rekaman mantra-mantra khusus ini, dilantunkan oleh Sudarsana Narasimha Murty, seorang Astamukha-sadhaka dari garis Sri Vaishnava. Apabila didengarkan pada malam hari dikatakan dapat menghilangkan mimpi buruk dan menjauhkan hantu-hantu. Tentu saja untuk seluruh mantra-siddhi hanya bisa dicapai dengan melaksanakan sadhana khususnya.
Sri Maha Pratyankira Devi kemudian dipuja oleh mereka yang mendalami sadhana Nava-Matrika (Sembilan Ibu) dalam pemujaan rahasia Sri Vidya. Beliau dipuja untuk mengusir roh-roh jahat ganas dan kekuatan ilmu hitam, tetapi kadang-kadang kekuatan mantra-Nya juga disalah mengerti dan disalah gunakan. Beberapa orang bahkan menggunakan kekuatan siddhi Beliau untuk Marana-puja (membunuh musuh). Orang-orang seperti itu juga menyalahgunakan pemujaan Narasimha secara Vamachara untuk melakukan kejahatan. Akan tetapi sesungguhnya Kedua Pasangan Rohani ini dapat memberikan pembebasan dari samsara dan anugerah yang paling mulia yaitu pengabdian suci kepada Beliau. Lupakan segala tujuan-tujuan duniawi apalagi tujuan jahat ketika memuja-Nya, karena kemusnahan yang mengerikan justru menjadi hasilnya.
Dalam Tantra Tibet kita juga bisa menemukan pemujaan Sri Nrisinghikadevi sebagai Singhamukha-dakini (Senge Dongma). Beliau menghalangi orang-orang yang tidak pantas memasuki rahasia Tantra. Beliau juga salah satu yidam (istadeva) yang digunakan dalam sadhana Tantra Buddhisme Tibet. Padmasambhava, yogi yang mengalahkan semua deva dan roh jahat di Tibet dan yang berhasil membawa agama Buddha masuk dan berkembang di Tibet untuk pertama kalinya, dikatakan mendapatkan kekuatan dari sadhana Singhamukha-dakini. Dia bahkan mampu mengubah wujudnya seperti Sri Narasimhadeva dan menaklukkan semua deva, naga, dan bhuta yang menghalangi penyebaran agama Buddha di Tibet, Nepal, dan Bhutan.
Guru Padmasambhava sebagai Simhamukha. Wujud damainya tampak di atas sebagai seorang bhiksu bertopi
Minggu, 15 Agustus 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar