Kita sering mendengar orang-orang lain bertanya, "Mengapa orang Hindu juga memuja manusia-manusia dalam kisah mitologi? Sekalipun mereka tampak sangat hebat namun masih memiliki kekurangan". Ini pastilah pertanyaan tentang konsep Avatara dan pemujaan-Nya dalam Hindu.
Para bhaktivedanta-bhagavata-acharya menjelaskan bahwa Para-brahman adalah Pribadi Tuhan Yang Maha Esa Sri Bhagavan. Rupa Beliau yang kekal merupakan pujaan dan tujuan tertinggi yang dinyatakan dalam Veda-Vedanta. Bagi para bhakta-Nya, Para-brahman adalah Sri Sri Radha Krishna atau Divya-dampathi Sri Sri Laksmi Narayana atau Sri Sri Sita Rama.
Walau demikian ketika kita mempelajari Purana dan Itihasa yang menguraikan kegiatan rohani (lila) Tuhan ketika turun ke dunia atau dikenal sebagai Avatara, terkadang kita melihat adanya kekurangan, kelemahan, dan sifat negatif yang dimiliki oleh makhluk fana. Jadi keraguan dalam pertanyaan ini dapat dipahami. Seperti dalam Diri Sri Rama yang diuraikan dalam Srimad Ramayana, kita melihat bahwa Sri Rama meratap sedih ketika ditinggalkan oleh Sita. Beliau juga marah ketika penguasa samudera tidak kunjung menampakkan diri saat Sri Rama memanggilnya. Kebohongan dan penipuan juga mewarnai kisah Sri Krishna. Sehingga timbullah pertanyaan, bila ini sungguh Parabrahman yang hadir di dunia, mengapa ada berbagai kekurangan ini? Ada kalanya pula Tuhan hadir dalam kedudukan yang lebih rendah dari seseorang. Seperti misalnya Vamanadeva menjadi saudara muda dari Indra, Sang Raja Surga yang digulingkan dari tahtanya oleh Maharaja Bali Cakravarthi. Vamana bertindak sebagai bawahan Indra dan membantunya kembali ke surga dengan melakukan suatu muslihat untuk menaklukkan Bali Cakravarthi. Di kemudian hari setelah Bali terusir dan jatuh ke daerah Patala, sebagai balasan atas kerelaannya menyerahkan seluruh dunia kepada Indra, Vamana kemudian menjadi penjaga pintu istana Bali. Bagaimana mungkin Tuhan Yang Mahatinggi bertindak sebagai seorang dewa yang tak penting di bawah kekuasaan Indra, kemudian setelah melakukan kewajiban-Nya terhadap Indra, Beliau pergi ke alam bawah untuk menjadi pelayan dari seorang raja yang jatuh?
Apakah semua cerita Purana ini adalah hanya mitologi, perumpamaan, atau justru hanya dongeng semata? Mungkinkah Sri Rama, Sri Krishna, Sri Vamanadeva, dsb. adalah benar-benar Pribadi Tuhan Yang Maha Esa, Sang Kebenaran Mutlak Tertinggi, Parabrahman? Mengapa orang Hindu memuja pribadi-pribadi yang memiliki kekurangan seperti ini sebagai Tuhan? Kalau pun benar semua adalah Avatara Tuhan, apakah layak kita memuja para Avatara seperti ini? Demikianlah yang mungkin selama ini menjadi pertanyaan bahkan di benak orang-orang Hindu sekalipun. Apalagi kita sudah menjelaskan bahwa sebagai Pribadi Tertinggi, Parabrahman adalah heya-pratyanikatva, bebas dari segala sifat-sifat dan kekurangan makhluk fana.
Selasa, 12 Mei 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar