Orang-orang sering bertanya kok dalam Hindu banyak sekali dikenal upacara-upacara? Gini dikit upacara, gitu dikit upacara juga. Sampai mau masuk rumah saja ada upacaranya... Karena itu sebagai bagian dari tradisi rohani tertua ini kita harus tahu mengapa ada begitu banyak upacara yang harus dilakukan.
Tujuan hidup ini adalah melatih diri secara bertahap dalam rangka menuju kepada kesempurnaan rohani tertinggi. Seluruh hidup manusia sesungguhnya adalah rangkaian sebuah ritual dan upacara penyucian. Dalam setiap fase evolusi fisik kehidupan haruslah disucikan demi pelayanan kepada Tuhan. Maka paling tidak selama perkembangan dan pertumbuhan hidupnya, seorang manusia menjalani banyak upacara. Para rishi pada masa lampau menyusun berbagai ritual penyucian demi membangun masyarakat manusia yang memiliki nilai-nilai budaya tinggi dan sepenuhnya sadar akan tujuan-tujuan rohaninya.
Ritual atau upacara-upacara ini dalam Hindu disebut samskara. Melalui pelaksanaan samskara-samskara ini pikiran dibangkitkan menuju Tujuan Akhir yaitu pencerahan sempurna dan berakhirnya siklus kelahiran–kematian yang berulang-ulang. Bagi umat Hindu samskara merupakan pengalaman spiritual yang hidup. Melalui samskara-samskara dalam berbagai fase kehidupan manusia maka tubuh jasmani ini, yang merupakan Pura tempat bersemayamnya Tuhan, menjadi disucikan dan dibuat agar pantas dalam pelayanan kepada Tuhan. Samskara dimaksudkan untuk menempa kepribadian seseorang sehingga ia dapat menjadi anggota masyarakat yang ideal dan seorang yang mendapatkan pencerahan rohani. Dua samskara terpenting dalam Hindu adalah Inisiasi (Samasrayana/ diksha) dan pernikahan (Vivaha-samskara).
Ritual-ritual keagamaan yang bersifat lahiriah dimaksudkan untuk membangkitkan pemahaman batin dan pengalaman rohani yang dapat memberikan perubahan-perubahan menuju kebaikan dalam diri suatu individu, lalu keluarga, dan akhirnya masyarakat secara keseluruhan. Kita menyadari bahwa kondisi mental sangat mempengaruhi aktivitas jasmani. Pelaksanaan ritual-ritual yang maknanya dipahami dengan baik oleh mereka yang terlibat di dalamnya, akan membangun sikap mental yang baik dan memperbaiki pemikiran-pemikiran yang menyimpang.
Tradisi Veda mengemas begitu banyak ritual yang masih dilaksanakan oleh umat Hindu sampai sekarang sebagai suatu sarana komunikasi batin ini, sebagai suatu cara menyampaikan pesan yang dapat diresapi sampai ke dalam hati pemuja maupun yang dipujanya. Sebagai contoh, pada akhir dilaksanakannya Homam (persembahan api suci), seluruh biji-bijian yang tersisa dan buah (biasanya pisang atau satu butir kelapa utuh) dipersembahkan ke dalam api. Ini merupakan suatu komunikasi simbolik yang menyatakan bahwa kita mempersembahkan sepenuhnya badan, ucapan, dan pikiran kita kepada Tuhan. Keakuan kita yang palsu dibakar habis dalam api kebijaksanaan dan akar segala penderitaan dimusnahkan dalam api penyerahan diri. Dibantu dengan mantra, yang juga merupakan bahasa simbolik pula, maka kita dapat mewujudkan pemahaman ini dalam pikiran kita. Semakin sering kita melaksanakan yajna Homam seperti ini, maka semakin jelas dan semakin kuat visi batin yang kita dapatkan. Impresi mental yang kuat ini kemudian secara perlahan dapat mengurangi sifat buruk seperti egoisme yang berlebihan dan perilaku buruk yang mementingkan diri sendiri. Seperti inilah sebuah ritual Veda disusun untuk memperbaiki seluruh aspek kehidupan.
Salah satu ritual Hindu yang terpenting adalah Nitya-homam dan Tarpanam. Tetapi sayangnya oleh pengaruh modernisasi telah mulai ditinggalkan atau dilaksanakan tanpa diketahui maknanya. Akhirnya keduanya ini dianggap sebagai sesuatu yang asing, atau apabila masih dilaksanakan, hanyalah sebatas kebiasaan saja. Padahal kedua upacara ini sangatlah penuh kekuatan, sangat berguna, dan sangat dianjurkan bagi setiap orang yang ingin kemajuan rohani dengan cepat.
Melalui Homam, Tuhan dan para devata dimohonkan agar hadir secara rohani dalam api dan dipuaskan dengan berbagai persembahan serta mantra. Pelaksanaan Nitya-homam atau persembahan api suci secara teratur dan berkesinambungan akan dapat meningkatkan api rohani yang berkobar dalam tubuh halus, membakar segala halangan dan rintangan yang menghambat kemajuan spiritual, memberikan kejernihan batin, dan membuat pikiran menjadi fokus serta selalu stabil.
Kemudian melalui Tarpanam, para devata, para rishi yang suci, dan para leluhur dimohonkan agar hadir di dalam air dan dapat dipuaskan dengan persembahan yang dihaturkan kepada mereka. Pelaksanaan Tarpanam secara teratur akan dapat menguraikan dan melepaskan berbagai ikatan-ikatan karma yang menimbulkan berbagai kelemahan dalam hidup ini. Kelemahan dan kekurangan itu sendiri dapat menghambat kemajuan pencapaian duniawi maupun rohani seseorang. Inilah beberapa contoh bagaimana ritual Hindu sungguh-sungguh bermanfaat. Dia memberikan pengembangan batiniah yang khusus, sehingga juga mempengaruhi perilaku sehari-hari. Bila dipahami dengan benar maka semua ini bukanlah beban.
Minggu, 17 Mei 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar