Sabtu, 11 April 2009
Sanatana Dharma (1)
Hindu dan Hinduisme adalah suatu istilah yang dilekatkan oleh para penjajah asing India pada sistem sosio-relijius tradisional dari orang-orang Hind atau India. Istilah ini tidak tampak dalam satu pun dari Pustaka Suci Hindu, yaitu Veda. Umat Hindu sendiri merujuk kepada agama mereka sebagai Sanatana Dharma yang diterjemahkan secara harfiah berarti Kebenaran Abadi, Jalan yang Kekal. Sanatana berarti kekal, tiada berkesudahan, atau senantiasa ada. Dharma berarti metode apapun yang memungkinkan seseorang melihat kenyataan/kebenaran sebagaimana adanya dan yang dengannya dia dapat ditarik mendekati Kebenaran Mutlak dan Realitas Tertinggi. Karena para pengikut Sanatana Dharma menempatkan Veda sebagai otoritas pengetahuan tertinggi, maka jalan ini disebut pula Veda-dharma.
Sanatana Dharma jauh lebih tua dari peradaban manapun, dengan pustaka sucinya yang telah ada jauh sebelum adanya catatan sejarah. Dharma ini telah menyebar ke seluruh dunia, membentuk peradaban yang sampai saat ini masih hidup di seluruh Asia Tenggara, Jepang, Cina, Tibet, dan bagian-bagian benua lainnya. Kerajaan kuno pra-injili, Mittani di Asia Kecil, telah diperintah oleh raja-raja Hindu yang menggunakan nama-nama Sanskrit. Tidak seperti mitos yang dihembuskan para indolog asing, bahwa Hindu berasal dari peradaban “Arya” Indo-Eropa yang datang ke India dan menaklukkan penduduk pribumi. Justru sebaliknya, orang-orang Sumeria dan Hittite yang keduanya merupakan Indo-Eropa sesungguhnya berasal dari daerah-daerah di lembah Ganga. Filsafat dan teologi Hindu telah mempengaruhi kebudayaan Yunani dengan demikian kuatnya sejak masa ketika Alexander yang Agung menginvasi beberapa wilayah di India Utara. Keserupaan yang bermakna juga ditunjukkan oleh kepercayaan dan mitologi bangsa Skandinavia kuno dengan yang terdapat dalam Hindu.
Peradaban-peradaban besar dunia kuno seperti Romawi, Yunani, Mesir, Sumeria, Babilonia, semua sudah berlalu. Bahkan tradisi kerohanian tertua di dunia Barat, agama Yahudi, telah mengalami perubahan yang radikal semenjak awal mulanya sekitar 5000 tahun yang lalu. Walaupun demikian kebudayaan dan peradaban Hindu tetap berlanjut sebagai kekuatan yang hidup, tetap menggemakan pemikirannya, dan penampakannya hampir tidak berubah selama lebih dari 6000 tahun. Saat ini, masyarakat Hindu dapat ditemukan hampir di setiap negara di dunia.
Sanatana Dharma, sebagaimana namanya, tetap merupakan agama yang paling tua dan paling dinamis di antara semua agama dunia. Dia juga tetap merupakan peradaban yang hidup, sumber dari nilai-nilai yang masih dipegang teguh dan diterapkan oleh sejumlah besar penduduk dunia. Hindu juga tetap berada di garis depan dari semua jalan yang menekankan spiritualitas eksperiental (kerohanian yang diinsafi dan dialami) dan menunjukkan kebebasan yang besar dalam pendekatannya terhadap kehidupan rohani pribadi. Hindu memiliki suatu kemampuan bawaan yang unik, yaitu dapat mengadaptasikan dirinya dengan berbagai perubahan keadaan. Dikatakan oleh yang paling penting di antara para pembuat hukum, “Apapun (yang disebut) dharma itu, yang tidak akan mengarahkan pada kebahagiaan dan yang secara umum disalahkan oleh orang-orang (loka-vikrusta), maka haruslah ditolak.” (Manu 12.105-106). Anjuran ini mengarahkan masyarakat Hindu untuk selalu mampu mengadaptasikan praktik-praktik relijiusnya bersama nilai-nilai luhur dalam masyarakat tempatnya bertumbuh. Hindu tidak mengajarkan untuk menolak latar belakang penganutnya, kemudian menggantinya dengan cara hidup tertentu yang dibakukan. Sekalipun India menjadi negeri asal Hindu, tetapi Hindu tidak semata-mata India. Hindu membuat penganutnya mampu melihat hal-hal yang baik dan mulia dalam budaya bangsanya, memperindahnya dengan sentuhan keinsafan rohani menda-lam dan kebijaksanaan Veda, lalu membentuk pribadi bangsa yang memiliki jati diri sendiri. Hal ini secara khusus tepat bagi keadaan masa kini, ketika ada begitu banyak komunitas Hindu yang berkembang di hampir setiap negara-negara Barat – AS, Kanada, Australia, Eropa dan sebagainya. Kebudayaan rohani Veda ini telah mengalami kebangkitan dan pengaruhnya terus bertumbuh di seluruh dunia. Ini hanya merupakan salah satu dari sekian banyak alasan mengapa Hindu mampu bertahan selama ribuan tahun, walaupun berada di tengah berbagai tekanan. Selain itu, tak dapat dipungkiri, para penganutnya telah mengalami banyak usaha untuk meniadakan keberadaannya, yang dilakukan oleh agama-agama lain yang bersifat lebih dogmatis dan berorientasi iman (Berimanlah maka kamu selamat. Perbuatan tidak penting).
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar